Selasa, 06 Oktober 2009

siaga di jatim ttg adanya Tsunami

Antisipasi Tsunami, Jawa Timur Siaga Penuh
Gubernur telah mengirimkan radiogram ke seluruh kabupaten/kota beberapa hari lalu.
Selasa, 6 Oktober 2009, 15:11 WIB
Amril Amarullah
Peta zona rawan gempa (vsi.esdm.go.id)

VIVAnews - Mengantisipasi terjadinya gempa di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, pemerintah setempat terus berupaya melakukan tindakan dan antisipasi bila ternyata benar prediksi Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang rawan tsunami.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo sudah melakukan langkah preventif diantaranya memasang 23 alat early warning system (EWS) atau alat deteksi dini yang ditempatkan di gunung dan laut, meski tidak seluruhnya berfungsi baik.

Gubernur juga telah mengirimkan radiogram ke seluruh kabupaten/kota beberapa hari lalu. Berisi himbauan agar setiap kepala daerah terutama di pantai selatan Jawa Timur meningkatkan kewaspadaan. Melakukan sosialisasi ke masyarakat, mengintensifkan langkah preventif untuk menghindari banyak jatuh korban akibat bencana.

"Kami sudah meminta kepada seluruh Satrkorlak penanggulangan bencana melaporkan setiap fenomena alam luar bisa di setiap daerah secara rutin," kata Gubernur Soekarwo kepada VIVAnews, Selasa 6 Oktober 2009.

Selain itu, pemerintah sudah memiliki peta rawan bencana. Untuk gempa dan tsunami, seluruh kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Laut Selatan Jawa masuk dalam peta rawan tersebut. Selain itu, Pemprov Jatim juga akan mengupayakan pemasangan sensor-sensor peringatan dini gelombag tsunami di sepanjang Laut Selatan Jawa.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, pesisir selatan Jawa Timur dan Bali masuk dalam zona bahaya yang berpotensi tsunami. Sebab diwilayah tersebut terdapat patahan panjang mulai dari Sumatera.

Peringatan Soekarwo itu beralasan, sebab sebelumnya pakar geologi dari LIPI, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan bahwa terjadinya gempa di Aceh dan Sumatera Utara pada 26 Desember 2004, gempa Jogyakarta pada 27 Mei 2006 dan Gempa Padang yang terjadi pada 30 Septenber 2009 kemarin, memicu patahan di Samudera Indonesia.

Adanya patahan itu diperkirakan bakal terjadi gempa dahsyat berkekuatan lebih dari 8 Skala Richter yang berpotensi Tsunami.

Prediksi yang sama dilakukan peneliti gempa Prof Kerry Sieh dari Nanyang Technology University (NTU) Singapura. Profesor Kerry memiliki catatan gempa dan patahan yang terjadi di selatan Jawa selama 12 tahun. Jika tekanan terhadap patahan semakin tinggi, bisa jadi memicu gempa yang mencapai 8,8 SR.

Itu sebabnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo minta pada seluruh kabupaten/kota di Jatim melakukan siaga bencana melalui early warning system atau sistem peringatan dini.

"Saya minta seluruh kabupaten/kota di Jatim, khususnya di wilayah selatan agar melakukan antisipasi gempa melalui sistem peringatan dini. Antisipasi itu bisa dilakukan dengan menyiapkan masyarakat melakukan langkah-langkah darurat jika terjadi gempa," kata Soekarwo Senin 5 Oktober 2009.

Laporan: Tudji Martudji | Surabaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar